Pengertian Karya Sastra
Pengertian karya sastra adalah sebuah bentuk karya seni dalam bentuk
fiksi, namun dapat memberikan nilai-nilai kehidupan yang menampilkan kebenaran-kebenaran
hidup yang terjadi sehingga manusia dapat merefleksikan diri setelah menikmati
karya sastra tersebut.
-
Karya Sastra Lama
Sastra lama adalah sastra yang berbentu lisan atau sastra
melayu yang tercipta dari suatu ujaran atau ucapan. Sastra lama masuk ke
indonesia bersamaan dengan masuknya agama islam pada abad ke-13. Peninggalan
sastra lama terlihat pada dua bait syair pada batu nisan seorang muslim di
Minye Tujuh, Aceh.
-
Karya Sastra Baru
Sastra baru adalah karya sastra yang telah dipengaruhi oleh
karya sastra asing sehingga sudah tidak asli lagi.
Ciri-ciri Karya Sastra
· Karya Sastra Lama
Ciri dari sastra lama yaitu :
1. Anonim atau tidak ada nama
pengarangnya
2. Istanasentris (terikat pada
kehidupan istana kerajaan)
3. Tema karangan bersifat fantastis
4. Karangan berbentuk tradisional
5. Proses perkembangannya statis
6. Bahasa klise
·
Karya Sastra Baru
Ciri dari sastra baru yakni :
1. Pengarang dikenal oleh masyarakat
luas
2. Bahasanya tidak klise
3. Proses perkembangan dinamis
4. Tema karangan bersifat rasional
5. Bersifat modern / tidak tradisional
6. Masyarakat sentris (berkutat pada
masalah kemasyarakatan)
Macam-macam Karya Sastra
·
Karya Sastra Lama
Hikayat
adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang
berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang
kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian
serta mukjizat tokoh utama. Sebuah hikayat dibacakan sebagai hiburan, pelipur
lara atau untuk membangkitkan semangat juang.
b. Pantun
d. Syair
·
Karya Sastra Baru
a. Novel
b. Biografi
c. Cerpen
d. Drama
Hikayat
Pengertian Hikayat
Hikayat merupakan salah
satu bentuk sastra melayu lama. Hikayat berisi cerita, Undang-undang, dan
silsilah yang bersifat rekaan, keagamaan, sejarah, kepahlawanan, biografi, atau
gabungan sifat-sifat tersebut dengan tujuan untuk pelipur lara, membangkitkan
semangat juang, atau sekedar meramaikan pesta.
Asal-usul Hikayat
Berdasarkan asal-usulnya, hikayat dapat dibedakan menjadi
lima yaitu:
1. Hikayat asli melayu, Seperti Hikayat
Si Miskin, Hikayat Raja-raja Pasai, Hikayat Hang Tuah.
2. Hikayat yang mendapat pengaruh dari
Jawa, seperti Hikayat Panji Semarang, Hikayat Naya Kusuma, dan Hikayat Prabu
Anom.
3. Hikayat tentang sejarah dan
biografi, seperti Sejarah Melayu, dan Hikayat Abdullah.
4. Hikayat yang mendapat pengaruh dari
Hindia, seperti Hikayat pendawa Panca Lima, Hikayat Perang Pendawa, Pendawa
Jaya, dan Hikayat Sri Rama.
5. Hikayat yang mendapat pengaruh dari
Persia, seperti hikayat Bayan Budiman, dan Hikayat Bachtiar dan Hikayat Seribu
Satu Malam.
6. Hikayat yang mendapat pengaruh Islam
(Arab), seperti Hikayat Nabi Sulaiman, Hikayat Lukmanul Hakim, Hikayat Amir
Hamzah, dan Hikayat Abu Hanifah.
Ciri-ciri Hikayat
1. Sebagian
besar berupa sastra lisan (disampaikan dari mulut kemulut);
2.
Anonim (tidak dikenal
namapengarangnya);
3.
Komunal (hasil sastra yang ada
dianggap milik bersama);
4.
Statis (tidak mengalami
perubahan atau perkembangan);
5.
Tidak berangka tahun (tidak
diketahui secara pasti kapan waktu karya tersebut dibuat); dan
6.
Istana sentris/kraton sentries
kehidupan raja-raja dan kaum kerabatnya).
Unsur-unsur Hikayat
Unsur-unsur hikayat meliputi dua aspek, yaitu unsur
Intrinsik dan unsur ekstrinsik
1. Unsur Intrinsik
Unsur
intrinsik adalah unsur yang membangun sebuah karya sastra dari dalam. Unsur Intrinsik
hikayat meliputi tema, alur, amanat, latar cerita, penokohan, sudut pandang,
dan berbagai gaya bahasa. Tema merupakan
gagasan atau ide central yang menjadi pangkal tolak penyusunan karangan dan
sekaligus menjadi sasaran karangan tersebut. Penokohan berkaitan dengan
sifat-sifat tokoh yang digambarkan dalam cerita oleh pengarang. Penggambaran
tokoh cerita dapat menggunakan metode sebagai berikut:
a. Metode analitik
Pengarang langsung memaparkan watak
tokoh, misalnya: keras hati, keras kepala, sombong, penipu, rendah hati.
b. Metode Dramatik
Pengarang menggambarkan watak tokoh
yang tidak diceritakan secara langsung, misalnya: pilihan nama dan penggambaran
melalui cakapan.
2. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra
dari luar. Unsur ektrinsik hikayat meliputi mencari nilai-nilai sebuah hikayat,
konflik cerita dikaitkan dnegan dunia nyata, mencari unsur budaya, sosial dan
moral. Untuk mengetahuinya melalui observasi perbandingan dan mempelajari
riwayat hidup penulis. Artinya, jika kita mau menilai sebuah karya sastra,kita
juga harus mempertimbangkan konteks penulis atas karya yang dibuatnya. Apa
latar belakangnya, bagaimana kehidupan sosialnya, bagaiman lokalitasnya dan
sebagainya.
Struktur Cerita Hikayat
Hikayat mempunyai struktur cerita yang berbeda dengan karya
sastra melayu lain, antara lain:
a. Dimulai dengan menceritakan asal
muasal tokoh utamanya
b.
Ada beberapa hikayat yang dimulai dengan kelahiran tokohnya
c.
Semua peristiwa diceritakan secara mengagumkan berhubungan
dengan kesaktian dan pengalaman-pengalaman
yang penuh bahaya
d. Beberapa hikayat dimulai dengan kata
pertama syahdan, artian, alkisah, atau sebermula.
Contoh Hikayat
Malim Deman
Malim
Deman adalah putra raja dari Bandar Muar yang sangat bijaksana, lagi sangat
elok rupanya. Setelah besar, Malim Deman bermimpi seorang wali Allah
menyuruhnya pergi ke rumah nenek Kebayan untuk mendapatkan Putri Bungsu dari
kayangan sebagai istrinya. Dengan pengiring yang banyak, pergilah Malim Deman
ke rumah nenek Kebayan. Dengan bantuan nenek Kebayan juga, ia berhasil mencuri
baju layang Putri Bungsu, sehingga Putri Bungsu tidak dapat kembali ke
kayangan. Nenek Kebayan lalu mengawinkan mereka.
Maka berapa
lama, mereka pun kembali ke Bandar Muar. Jamuan makanan besar-besaran lalu
di adakan. Malim Deman juga ditabalkan menjadi raja. Tidak lama kemudian
Malin Deman gering, lalu mangkat. Sejak kematian ayahhanda, Malim Deman lalu
memerintah negeri. Setiap hari ia asyik menyambung ayam saja. Dalam keadaan
yang demikian, Putri Bungsu pun melahirkan seorang anak yang diberi nama Malim
Dewana. Akhirnya Malim Dewana besarlah, tetapi Malim Deman tetap tidak mau
kembali ke istana melihat puteranya. Putri Bungsu sangat masyghul hatinya.
Kebetulan pula ia menemukan kembali baju layangnya. Maka ia pun terbang kembali
kekayangan dengan anaknya Malim Dewana.
Sepeninggal
Putri Bungsu, barulah Malim Deman menyesal. Tujuh hari tujuh
malam ia tidak beradu, tidak santap, leka dengan menangis saja.
Akhirnya ia berazam pergi mendapatkan istri dan anaknya kembali. Dengan susah
payah, sampailah ia ke rumah nenek Kebayan dan bertanya dimana diperoleh burung
Borak yang dapat membawanya kekayangan. Dengan bantuan nenek Kebayan,
tahulah ia bahwa Putri Terus Mata ada menyimpan burung Borak. Raja jin bersedia
meminjamkan burung Borak kepada Malim Deman dengan syarat bahwa Malim Deman
harus kawin dengan anaknya yaitu Puteri Terus Mata. Malim Deman menyanggupi hal
ini.
Sesampainya
di kayangan didapatinya Putri Bungsu akan dikawinkan dengan Mambang Molek.
Malim Deman mengalahkan Mambang Molek dalam menyambung ayam. Maka timbullah
pertikaman antara keduanya. Mambang Molek terbunuh. Sekali lagi Malim Deman
sekeluarga pun turun kembali ke dunia semula. Perkawinan dengan Putri Terus
Mata pun jadi diadakan.
Malim Deman pun menjadi seorang raja yang
sangat bijaksana lagi gagah berani. Dan Putri Terus Mata juga sangat sayang
kepada Malim Dewana.
Daftar
Pustaka
http://maribelajarindonesia.blogspot.com/p/macam-macam-karya-sastra.html, diunduh pada tanggal
4 Agustus 2014
http://www.organisasi.org/1970/01/perbedaan-antara-sastra-baru-dengan-sastra-lama.html, diunduh pada tanggal
4 Agustus 2014
http://fredrickds.blogspot.com/2013/11/ciri-ciri-hikayat-secara-lengkap.html, diunduh pada tanggal
4 Agustus 2014
http://smadgreen.blogspot.com/2014/03/hikayat-malim-deman-beserta-unsur.html, diunduh pada tanggal
4 Agustus 2014
Terima Kasih.Sangat membantu dalam membuat laporan saya.
BalasHapus