Pages

Selasa, 26 Agustus 2014

Hikayat


Pengertian Karya Sastra
Pengertian karya sastra adalah sebuah bentuk karya seni dalam bentuk fiksi, namun dapat memberikan nilai-nilai kehidupan yang menampilkan kebenaran-kebenaran hidup yang terjadi sehingga manusia dapat merefleksikan diri setelah menikmati karya sastra tersebut.
-          Karya Sastra Lama
Sastra lama adalah sastra yang berbentu lisan atau sastra melayu yang tercipta dari suatu ujaran atau ucapan. Sastra lama masuk ke indonesia bersamaan dengan masuknya agama islam pada abad ke-13. Peninggalan sastra lama terlihat pada dua bait syair pada batu nisan seorang muslim di Minye Tujuh, Aceh.

-          Karya Sastra Baru
Sastra baru adalah karya sastra yang telah dipengaruhi oleh karya sastra asing sehingga sudah tidak asli lagi.
Ciri-ciri Karya Sastra
·      Karya Sastra Lama
Ciri dari sastra lama yaitu :
1.      Anonim atau tidak ada nama pengarangnya
2.      Istanasentris (terikat pada kehidupan istana kerajaan)
3.      Tema karangan bersifat fantastis
4.      Karangan berbentuk tradisional
5.      Proses perkembangannya statis
6.      Bahasa klise

·      Karya Sastra Baru
Ciri dari sastra baru yakni :
1.      Pengarang dikenal oleh masyarakat luas
2.      Bahasanya tidak klise
3.      Proses perkembangan dinamis
4.      Tema karangan bersifat rasional
5.      Bersifat modern / tidak tradisional
6.      Masyarakat sentris (berkutat pada masalah kemasyarakatan)



Macam-macam Karya Sastra
·      Karya Sastra Lama

a.       Hikayat
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama. Sebuah hikayat dibacakan sebagai hiburan, pelipur lara atau untuk membangkitkan semangat juang.
b.      Pantun
c.       Gurindam
d.      Syair

·      Karya Sastra Baru

a.       Novel
b.      Biografi
c.       Cerpen
d.      Drama


Hikayat
Pengertian Hikayat
Hikayat merupakan salah satu bentuk sastra melayu lama. Hikayat berisi cerita, Undang-undang, dan silsilah yang bersifat rekaan, keagamaan, sejarah, kepahlawanan, biografi, atau gabungan sifat-sifat tersebut dengan tujuan untuk pelipur lara, membangkitkan semangat juang, atau sekedar meramaikan pesta.
Asal-usul Hikayat

Berdasarkan asal-usulnya, hikayat dapat dibedakan menjadi lima yaitu:
1.    Hikayat asli melayu, Seperti Hikayat Si Miskin, Hikayat Raja-raja Pasai, Hikayat Hang Tuah.
2.    Hikayat yang mendapat pengaruh dari Jawa, seperti Hikayat Panji Semarang, Hikayat Naya Kusuma, dan Hikayat Prabu Anom.
3.    Hikayat tentang sejarah dan biografi, seperti Sejarah Melayu, dan Hikayat Abdullah.
4.    Hikayat yang mendapat pengaruh dari Hindia, seperti Hikayat pendawa Panca Lima, Hikayat Perang Pendawa, Pendawa Jaya, dan Hikayat Sri Rama.
5.    Hikayat yang mendapat pengaruh dari Persia, seperti hikayat Bayan Budiman, dan Hikayat Bachtiar dan Hikayat Seribu Satu Malam.
6.    Hikayat yang mendapat pengaruh Islam (Arab), seperti Hikayat Nabi Sulaiman, Hikayat Lukmanul Hakim, Hikayat Amir Hamzah, dan Hikayat Abu Hanifah.


Ciri-ciri Hikayat
1.      Sebagian besar berupa sastra lisan (disampaikan dari mulut kemulut);
2.      Anonim (tidak dikenal namapengarangnya);
3.      Komunal (hasil sastra yang ada dianggap milik bersama);
4.      Statis (tidak mengalami perubahan atau perkembangan);
5.      Tidak berangka tahun (tidak diketahui secara pasti kapan waktu karya tersebut dibuat); dan
6.      Istana sentris/kraton sentries kehidupan raja-raja dan kaum kerabatnya).
Unsur-unsur Hikayat

Unsur-unsur hikayat meliputi dua aspek, yaitu unsur Intrinsik dan unsur ekstrinsik

1.      Unsur Intrinsik
            Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun sebuah karya sastra dari dalam. Unsur Intrinsik hikayat meliputi tema, alur, amanat, latar cerita, penokohan, sudut pandang, dan berbagai gaya bahasa.  Tema merupakan gagasan atau ide central yang menjadi pangkal tolak penyusunan karangan dan sekaligus menjadi sasaran karangan tersebut. Penokohan berkaitan dengan sifat-sifat tokoh yang digambarkan dalam cerita oleh pengarang. Penggambaran tokoh cerita dapat menggunakan metode sebagai berikut:
a.       Metode analitik
Pengarang langsung memaparkan watak tokoh, misalnya: keras hati, keras kepala, sombong, penipu, rendah hati.
b.      Metode Dramatik
Pengarang menggambarkan watak tokoh yang tidak diceritakan secara langsung, misalnya: pilihan nama dan penggambaran melalui cakapan.

2.      Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar. Unsur ektrinsik hikayat meliputi mencari nilai-nilai sebuah hikayat, konflik cerita dikaitkan dnegan dunia nyata, mencari unsur budaya, sosial dan moral. Untuk mengetahuinya melalui observasi perbandingan dan mempelajari riwayat hidup penulis. Artinya, jika kita mau menilai sebuah karya sastra,kita juga harus mempertimbangkan konteks penulis atas karya yang dibuatnya. Apa latar belakangnya, bagaimana kehidupan sosialnya, bagaiman lokalitasnya dan sebagainya.

Struktur Cerita Hikayat

Hikayat mempunyai struktur cerita yang berbeda dengan karya sastra melayu lain, antara lain:
a.       Dimulai dengan menceritakan asal muasal tokoh utamanya
b.      Ada beberapa hikayat yang dimulai dengan kelahiran tokohnya
c.       Semua peristiwa diceritakan secara mengagumkan berhubungan dengan kesaktian dan  pengalaman-pengalaman yang penuh bahaya
d.      Beberapa hikayat dimulai dengan kata pertama syahdan, artian, alkisah, atau sebermula.

Contoh Hikayat
Malim Deman
Malim Deman adalah putra raja dari Bandar Muar yang sangat bijaksana, lagi sangat elok rupanya. Setelah besar, Malim Deman bermimpi seorang wali Allah menyuruhnya pergi ke rumah nenek Kebayan untuk mendapatkan Putri Bungsu dari kayangan sebagai istrinya. Dengan pengiring yang banyak, pergilah Malim Deman ke rumah nenek Kebayan. Dengan bantuan nenek Kebayan juga, ia berhasil mencuri baju layang Putri Bungsu, sehingga Putri Bungsu tidak dapat kembali ke kayangan. Nenek Kebayan lalu mengawinkan mereka.
Maka berapa lama, mereka pun kembali ke Bandar Muar. Jamuan makanan besar-besaran lalu di adakan. Malim Deman juga ditabalkan menjadi raja. Tidak lama kemudian Malin Deman gering, lalu mangkat. Sejak kematian ayahhanda, Malim Deman lalu memerintah negeri. Setiap hari ia asyik menyambung ayam saja. Dalam keadaan yang demikian, Putri Bungsu pun melahirkan seorang anak yang diberi nama Malim Dewana. Akhirnya Malim Dewana besarlah, tetapi Malim Deman tetap tidak mau kembali ke istana melihat puteranya. Putri Bungsu sangat masyghul hatinya. Kebetulan pula ia menemukan kembali baju layangnya. Maka ia pun terbang kembali kekayangan dengan anaknya Malim Dewana.
            Sepeninggal Putri Bungsu,  barulah Malim Deman menyesal. Tujuh hari tujuh malam  ia tidak beradu, tidak santap, leka dengan menangis saja. Akhirnya ia berazam pergi mendapatkan istri dan anaknya kembali. Dengan susah payah, sampailah ia ke rumah nenek Kebayan dan bertanya dimana diperoleh burung Borak yang dapat membawanya kekayangan. Dengan bantuan nenek Kebayan, tahulah ia bahwa Putri Terus Mata ada menyimpan burung Borak. Raja jin bersedia meminjamkan burung Borak kepada Malim Deman dengan syarat bahwa Malim Deman harus kawin dengan anaknya yaitu Puteri Terus Mata. Malim Deman menyanggupi hal ini.
            Sesampainya di kayangan didapatinya Putri Bungsu akan dikawinkan dengan Mambang Molek. Malim Deman mengalahkan Mambang Molek dalam menyambung ayam. Maka timbullah pertikaman antara keduanya. Mambang Molek terbunuh. Sekali lagi Malim Deman sekeluarga pun turun kembali ke dunia semula. Perkawinan dengan Putri Terus Mata pun jadi diadakan.
             Malim Deman pun menjadi seorang raja yang sangat bijaksana lagi gagah berani. Dan Putri Terus Mata juga sangat sayang kepada Malim Dewana.

Daftar Pustaka


1 komentar: